MENGENAL SISI SAINS DAN TEKNOLOGI PLTB TOLO 1 JENEPONTO
BAB I. PENDAHULUAN
Kebutuhan energi di Indonesia terus meningkat seiring dengan laju pertambahan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan pola konsumsi energi itu sendiri. Energi fosil merupakan sumber energi utama yang digunakan saat ini. Upaya-upaya pencarian sumber energi alternatif selain fosil kini difokuskan pada energi terbarukan. Energi terbarukan dapat didefinisikan sebagai energi yang secara cepat dapat diproduksi kembali melalui proses alam. Salah satu energi terbarukan yang sedang berkembang pesat saat ini ialah energi angin. Selain fleksibel, energi angin juga sering dimanfaatkan untuk bidang pertanian, perikanan dan bahkan bisa untuk pembangkit energi listrik. Potensi energi angin di Indonesia memiliki kecepatan angin ratarata sekitar 3-5 m/s dan total daya yang dapat dibangkitkan sebesar 9.290 MW. Indonesia telah membangun beberapa pembangkit listrik yang memanfaatkan energi terbarukan, salah satunya adalah Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB). Pemanfaatan PLTB di Indonesia masih jarang dan dapat dikatakan belum berkembang. Pembangkit listrik jenis ini belum berkembang karena rata-rata kecepatan angin di Indonesia lebih rendah dan lebih fluktuatif jika dibandingkan dengan rata-rata kecepatan angin di negara-negara Eropa ataupun di Jepang. Hal ini menyebabkan Indonesia belum bisa mengadopsi langsung teknologi pembangkit listrik ini dari negara lain dan harus mendesain sendiri sistem pembangkit listrik yang mampu mengkonversikan energi angin secara maksimal pada kecepatan angin yang rendah dan berubah-ubah sesuai dengan karakteristik kecepatan angin di Indonesia. PLTB yang berada di kabupaten Jeneponto, Provinsi Sulawesi Selatan merupakan PLTB terbesar kedua yang ada di Indonesia. PLTB Tolo 1 Jeneponto terinterkoneksi melalui Gardu Induk Jeneponto. Persediaan daya yang dimiliki PLTB Tolo 1 Jeneponto cukup untuk memenuhi kebutuhan beban yang ada disekitar. Listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut akan disalurkan ke Perusahaan Listrik Negara (PLN) melalui jaringan interkoneksi Sulawesi Selatan. Jaringan ini menyambungkan ke saluran transmisi PLN 150 kilovolt (kV)s. Berdasarkan hasil observasi, PLTB Tolo 1 Jeneponto memiliki turbin angin skala besar dengan teknologi asal Jerman dan Spanyol yang dapat bekerja dengan baik pada kecepatan angin minimum 3-5 m/s dan maksimum 25 m/s. Sedangkan, kecepatan putar turbin itu sendiri mencapai 6,5 – 12,8 rot/menit dan kecepatan putar nominal mencapai 12,2 rot/menit. Teknologi yang digunakan PLTB Tolo 1 Jeneponto berbasis inverter dan sistem yang digunakan berbasis direct drive di mana ketika terjadi masalah pada turbin, maka dapat diketahui dengan mudah. Monitoring turbin bisa dilakukan secara digital berbasis web/hp dari jarak jauh tanpa harus mengecek secara langsung. Keberadaan PLTB Tolo 1 Jeneponto menjadi salah satu upaya memanfaatkan energi terbarukan dan meningkatkan teknologi di Indonesia.
BAB II. PEMBAHASAN
A. Teknologi Direct Drive di PLTB Tolo 1 Jeneponto
PLTB Tolo 1 Jeneponto berhasil dibentuk dengan menggunakan investasi sebesar US$ 150 juta, yang memiliki 20 turbin, di mana masing-masing turbin berkapasitas 3,6 MW. Estimasi kecepatan angin yang dimiliki PLTB Tolo 1 Jeneponto sekitar 7,5 hingga 8 meter per detik (m/s), mampu memproduksi 198,6 Gigawatt hours (GWh) per tahun. Berbagai investasi dan tenaga dicurahkan untuk membangun PLTB ini, dan dibutuhkan pertanggungjawaban dari pengelolanya untuk memastikan semuanya berjalan sebagaimana mestinya sesuai dengan tujuan PLTB itu sendiri. Dalam menjalankan sebuah PLTB, penerapan teknologi yang efektif diperlukan untuk memudahkan pengelola PLTB dalam bidang operasional, pengawasan, dan perawatan dari baling-baling yang digunakan. Teknologi PLTB yang berada di Jeneponto ini memiliki basis inverter dengan sistem pengelolaan yang berbasis direct drive. Teknologi ini memberikan kemudahan pada berbagai macam aspek dalam pengelolaan sebuah PLTB.
Perlu diketahui bahwa biasanya kecepatan putar turbin angin di Indonesia berada diantara 100- 200 rpm. Untuk mengatasi kecepatan putar turbin angin yang rendah, digunakan komponen roda gigi untuk menyesuaikan dengan kecepatan putaran generator. Sementara untuk kecepatan angin yang fluktuatif, dapat diatasi dengan mengopreasikan turbin angin dengan variable speed mengunakan rangkaian elektronika daya. PLTB Tolo 1 Jeneponto telah beralih pada penggunaan sistem teknologi direct drive. Teknologi direct drive ini digunakan untuk mengatasi penggunaan komponen roda gigi untuk generator yang dapat menyebabkan polusi suara, menambah biaya dan membutuhkan perawatan yang lebih intensif dalam pemakainnya. Desain dari sistem ini biasanya menggunakan generator sinkron – rotor belitan atau generator sinkron – magnet permanen. Hal ini dikarenakan kedua tipe generator ini memungkinkan untuk membuat generator dengan kutub banyak (perbanyak jumlah kutub rotor) yang kecepatan putarnya sesuai dengan putaran nominal turbin angin. Penggunaan desain teknologi yang baru ini mampu meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari penggunaan PLTB diJeneponto.
B. Sistem Pengawasan
Pengawasan adalah suatu hal yang harus dilakukan dalam aktivitas mengelola dan menjalankan suatu organisasi, proyek ataupun operasional barang bergerak maupun tidak bergerak. Pengawasan dilakukan agar apa yang sudah ditetapkan bisa berjalan sesuai tujuan utamanya dengan efektif dan efisien. Hal ini tidak terkecuali dalam pengelolaan PLTB, khususnya di PLTB Tolo 1 Jeneponto. PLTB mempunyai berbagai macam aspek yang harus diawasi, termasuk pengawasan fisik terhadap baling-baling dan mesin yang menggerakannya, serta petugas yang beroperasi di daerah tersebut.
Perkembangan teknologi berbasis digital pada berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya memiliki dampak terhadap perubahan sistem pengawasan di PLTB Tolo 1 Jeneponto. PLTB Tolo 1 Jeneponto memiliki sistem pengawasan yang berbasis digital. Sistem ini memanfaatkan web atau gadget untuk melakukan pemeriksaan terhadap baling-baling yang ada di PLTB dari jarak jauh tanpa harus berada pada lokasi. Pengawasan berbasis digital ini telah mempermudah dan meminimalisir berbagai masalah yang biasa dihadapi jika sistem pengawasan yang digunakan masih belum berbasis.
Akses dari web atau aplikasi yang berada di gadget dapat diakses kapan saja dan di mana saja tanpa harus berada di lokasi langsung untuk melakukan pemeriksaan. Tujuan dari penerapan teknologi ini tentunya agar pegawai PLTB bisa mengetahui kondisi dari masingmasing baling-baling secara real-time sehingga pihak pengelola dapat melakukan tanggapan segera apabila terdapat masalah atau perubahan yang terjadi terhadap turbin. Tanggapan yang cepat dapat membantu perawatan baling-baling secara khusus dan keseluruhan turbin secara umum dengan baik. Pengawasan berbasis digital ini juga dapat memberikan data akurat yang dapat dijadikan referensi untuk dikemudian dapat dilakukan perbaikan dan inovasi dalam perawatan dan penjagaan PLTB Tolo 1 Jeneponto yang lebih baik.
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembangunan PLTB di Jeneponto, Sulawesi Selatan, Indonesia telah menjadi salah satu upaya mengembangkan sains dan teknologi di Indonesia. Teknologi mutakhir berkualitas tinggi yang digunakan pada PLTB Tolo 1 Jeneponto menjadi ciri khas bagi PLTB ini sendiri jika dibandingkan dengan PLTB lainnya. Hal ini dapat dilihat dari sistem teknologi yang digunakan, yakni direct drive dengan berbagai manfaat dan kemudahan serta adanya penerapan teknologi pengawasan dan penjagaan turbin berbasis digital dengan melalui aplikasi yang dapat diakses kapan saja dan di mana saja.
B. Penutup
Diharapkan keberadaan PLTB Tolo 1 Jeneponto ini memiliki kontribusi yang lebih besar dalam meningkatkan kebutuhan pada berbagai aspek, seperti sains dan teknologi, ekonomi, sosial dan budaya serta lingkungan.